Langsung ke konten utama

Sakit Lambung dan Paru-paru pada usia lanjut

Berawal dari Sakit Lambung yang berakhir pada Sakit Paru - paru

Halloo sobat sehat...sudah lamaaaa banget saya tidak corat - coret di laman ini. Apa kabar sobat sehat semua...semoga sobat sehat selalu sehat dan selalu dlam lindunganNya...aamiin.

Sobat sehat, kali ini saya mau bercerita tentang pengalaman pribadi ibu saya. Selama ini ibu saya bisa dikatakan hampir tidak pernah sakit. Sakit ibu saya selama ini hanyalah pusing biasa dan diminumi oskadon sudah sembuh.

Tapi semenjak bapak meninggal dunia, ibu jadi sering sakit. Dan bisa dikatakan penyakitnya ibu lumayan banyak. Ibu ada sakit kolesterol dan asam urat, tapi dua penyakit itu bisa dikatakan penyakit biasa iya kan, penyakitnya orang tua. Sedangkan darah tinggi, ibu baru mengalaminya juga. Karena itu ibu jadi mengkonsumsi obat penurun tekanan darah tinggi.
Sobat sehat, akhir - akhir ini ibu tiba - tiba mengeluhkan perutnya sakit dan sesak nafas. Lalu saya bawa ibu k rumah sakit terdekat, dari diagnosa dokter di rumah sakit tersebut, ibu menderita penyakit asam lambung dan pembengkakan jantung. Dari hasil diagnosa tersebut akhirnya, air minum yang dikonsumsi oleh ibu harus dikurangi. Waktu itu ibu hanya boleh minum air sebanyak 650ml tiap harinya. Kemudian setelah dua minggu ibu diijinkan untuk minum air sebanyak 750ml per harinya dan itu juga sudah termasuk kuah makanan atau air yang dimakan dari buah-buahan.

Setelah dua bulan, ibu belum juga sembuh tapi semakin merasa kesakitan dan sesak nafasnya semakin menjadi. Akhirnya ibu saya bawa berobat ke dokter jantung untuk memastikan kondisi jantungnya. Ketika berobat ke dokter jantung, beliau mengatakan bahwa tidak ada masalah yang serius dengan jantung ibu saya. Bisa dibilang bahwa jantung ibu dalam kondisi baik dan masih bisa berfungsi dengan baik. Lega rasanya mendengar penjelasan dari dokter tersebut.

Setelah satu minggu dari dokter jantung , ibu berobat lagi ke dojter penyakit dalam di rumah sakit yang lain, yang katanya dokternya bagus dan enak, banyak orang yang merasa cocok dan sembuh setelah ditangani dokter tersebut. Kami pun berobat ke beliau dan benar penjelasannya enak dan ibu merasa baikan. Tapi tidak berapa lama ibu merasakan sesak nafas yang sangat hebat, akhirnya saya bawa ibu ke IGD terdekat, dimana dokter lambung ibu yang baru bertugas.

Akhirnya ibu harus opname, dari dokter jaga mengatakan kalau ibu mengalami dehidrasi, karena ibu memang susah makan karena merasa mual dan tidak berani minum banyak. Selama ibu opname dan ditangani oleh dokter penyakit dalam, ibu masih juga merasakan sesak nafas. Oleh karenanya dokter penyakit dalam tersebut meminta ibu untuj foto thorax dan dari hasil foto tersebut diketahui bahwa di dalam paru- paru ibu yang sebelah kiri terdapat banyak cairan dan harus dikonsultasikam ke dokter paru. Akhirnya keesokan harinya dokter paru datang dan menyampaikan bahwa cairan dalam paru-paru ibu sebelah kiri harus dikeluarkan dengan cara disedot melalui suntikan lewat punggung. Dua hari kemudian ibu pun disedot cairan yang ada di paru- parunya dan menghasilkan cairan sebanyak sekitar 1 liter lebih. Cairan tersebut berwarna seperti teh karena pada saat disedot cairan tersebut berwarna agak kekuningan tetapi ketika disedot, terkadang ada darah yang ikut keluar sehingga menyebabkan cairan tersebut berwarna kemerahan seperti teh.

Melihat hasil cairan tersebut, dokter pun meminta untuk dilakukan tes sitosil. Entah apa itu tes sitosil, sewaktu saya tanya, katanya tes untuk melihat kandungan yang terdapat dalam cairan tersebut, untuk mendiagnosa penyakit yang diderita oleh ibu.
Setelah beberapa hari, saya melihat hasilnya, terus terang saya sangat ketakutan sekali, karena pada waktu perawat menyedot cairan yang ada di dalam paru-paru ibu, mengatakan kalimat yang sangat menakutkan bagi saya, yaitu "semoga tidak ganas", kemudian pada saat ambl hasil lab, suami saya bertanya ke perawat, katanya sepertinya mengarah ke kanker tapi semoga saya salah, itu kata perawatnya. Dan pada saat ibu kontrol ke dokter lambung, beliau menanyakan tentang warna cairan yang diambil, setelah saya sampaikan, beliau mengatakan hal yang sama dengan perawat yang pertama, yakni "semoga tidak ganas ya", saya jadi semakin ketakutan.
Hari selanjutnya, ibu kontrol ke dokter paru, jadi ibu saya konsulnya ke dua dokter, yakni dokter lambung dan dokter paru. Ketika di dokter paru, saya disuruh beliau mengambil bahan hasil uji lab cairan paru ibu yang kemudian akan dikirimkan ke jakarta untuk diuji lebih lanjut, untuk mengetahui adakah mutasi gen atau tidak. Saya sama sekali tidak tahu itu maksudnya apa dan saya semakin ketakutan.

Sobat sehat, mohon doa untuk ibu saya, semoga beliau tidak sakit parah, dan semoga penyakitnya segera diangkat dan disembuhkan Allah. Aamiin ya rob...

Sobat sehat, saat ini hanya ini yang bisa saya tuliskan.
Saya berharap-harap cemas, semoga hasil tes ibu yang dibawa ke Jakarta tidak buruk.
Thanks for reading my story...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Manfaat Kopi Hitam

Askep Demam Berdarah / Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)

Ciri Makanan yang Mengandung Pemanis Buatan